Surat terbuka “Munarman dan FPI”: Sikap kami majlis para masyayikh (sikap kami)
Akhir-akhir ini beredar di internet sebuah surat terbuka yang mengatasnamakan “surat bersama Munarman dan FPI”, yang di dalamnya berupa penyeruan pembunuhan terhadap Gus Dur, penghinaan luar biasa besar terhadap NU, Jawa Timur, Jawa dan lain-lain.
Kami majlis para masyayikh dengan serius mendiskusikan adanya surat terbuka ini. Selengkapnya surat terbuka itu dikutip bawah ini:
Surat Bersama Munarman dan FPI
Oleh : Redaksi-kabarindonesia
[www.kabarindonesia.com]
KabarIndonesia -
From: Munarman N Fpi
Assalamu ‘alaikum Wr Wb
Bismillahirrahmanir rahiim.
Surat Terbuka Bersama dari Munarman (Panglima Tertinggi Komando Laskar Islamiyah) dan FPI (Front Pembela Islam / FPI) kepada semua pihak yang berkepentingan -untuk dapat dimaklumi bersama.
Kami bersama ini menyampaikan beberapa sikap mendasar untuk dapat dicermati.
1. Pertama. Adanya insiden di Monas pada tanggal 1 Juni 2008 tidak dapat dipisahkan dari akar permasalahan yang sebenarnya yaitu perseteruan antara Gusdur dengan pihak FPI.
Hal mendasar yang harus disadari oleh semua pihak adalah adanya sikap yang amat tidak bertanggung- jawab dari pihak Gusdur selama ini yang selalu menentang kemuliaan Islam di NKRI ini.
Bangkitnya emosi dari kaum Nahdliyin sebenarnya bukan berangkat dari pecahnya sikap arogansi dan tindakan kekerasan dari pihak FPI yang terjadi di Lapangan Monas. Akar permasalahannya adalah adanya kultus individu yang amat menjijikkan dari kaum Nahdliyin atas pribadi Gusdur.
Di satu pihak Gusdur selalu mengambil sikap berseberangan dengan nilai kemuliaan Islam di muka Bumi sebagai Dienullah, dan di pihak lain adanya kultus individu yang amat menjijikkan dari kaum nahdliyin yang memang ditradisikan oleh mental Gusdur. Islam membenci adanya sikap kultus individu ini. Rasul dalam sebuah pesannya mengingatkan agar para Sahabat tidak mengkultuskannya: “janganlah kamu berlebih-lebihan mengenai aku (Muhammad Saw) seperti kaum Kristen terhadap Isa bin Maryam” -Alhadits.
Kaum Nahdliyin yang melakukan / memberikan tekanan untuk pembubaran FPI dengan menggunakan wacana anti kekerasan dan anti arogansi dan anti preman berjubah sebenarnya salah alamat. Tekanan itu disebabkan oleh dua hal yaitu dicederainya oknum NU atas nama Maman Imanulhak warga Nahdliyin, dan kemudian berseberangannya faham FPI dengan faham Gusdur yang dalam tradisi NU dikultuskan.
Oleh karena itu penting sekali untuk menegaskan bahwa untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman dan stabil harus dimulai dengan cara MEMBUNUH / MENGEKSEKUSI MATI GUS DUR !!!!
ALLAHU AKBAR!!! ALLAHU AKBAR!!! ALLAHU AKBAR!!!
Dengan matinya Gusdur ini maka Insya Allah Indonesia akan dapat melenyapkan satu batu sandungan terbesarnya, sekarang dan untuk selama-lamanya.
2. Harus ditegaskan bahwa bangkitnya emosi kaum Nahdliyin yang mengusung wacana anti kekerasan adalah suatu kekonyolan anthropologis kejawaan.
Kami mengamati, sejak kapankah orang Jawa khususnya Nahdliyin begitu cerdas dan terampil dalam mengusung isu anti kekerasan? Carok adalah tradisi kekerasan yang amat dibanggakan oleh warga Jawa Timur. Dan bahwa kini orang Jawa khususnya Jawa Timur dan khususnya warga nahdliyin bangkit dengan mengusung wacana anti kekerasan akan menjadi penanda besar betapa KONYOLNYA orang Jawa Timur khususnya warga Nahdliyin.
Kami mengamati bahwa jika emosi kemarahan yang selama ini diberitakan memang atas dasar wacana anti kekerasan, maka mengapa tekanan untuk membubarkan FPI hanya terjadi di pulau Jawa dan hanya dilakukan oleh warga NU.
Kami mengamati bahwa aksi penolakan dan tuntutan pembubaran FPI tidak pernah terjadi di pulau Sumatra atau Kalimantan atau Sulawesi dan lain lain dan dilakukan oleh ormas lain di luar NU. Kami menuntut dibunuhnya / dilenyapkannya GUSDUR secepat mungkin. Dan kami menuntut pihak-pihak yang berwenang khususnya media untuk menegaskan kepada masyarakat luas bahwa yang terjadi sebenarnya adalah sentiment kultus individu yang menjijikkan terhadap pribadi Gusdur dari warga NU, bukan karena terjadinya aksi kekerasan yang mengatasnamakan Islam yang dilakukan oleh massa FPI.
3. Kami mengamati bahwa semua media memberitakan aksi penolakan atas FPI yang dilakukan oleh warga NU di seluruh pulau Jawa. Media tidak pernah memberitakan adanya aksi penolakan atau tuntutan pembubaran FPI yang terjadi di luar pulau Jawa. Ini berarti bahwa semua elemen mau pun ormas di luar NU tetap mendukung FPI, dan semua umat Muslim dari Sabang sampai dengan Merauke tetap mendukung FPI.
Dengan kata lain tuntutan pembubaran FPI adalah murni subjektivitas orang NU yang buta dalam mental kultus individu mereka terhadap Gusdur.
4. Kami mengamati bahwa Alba Besmaya (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan) tidak berhak untuk menyatakan bahwa tidak ada satu manusia pun yang berhak untuk mendefinisikan kebenaran agama.
Masalah Ahmadiyah adalah masalah internal Islam. Oleh karena itu hanya lembaga Islam Kaffah sajalah yang berhak untuk menentukan masalah masalah internalnya.
Muslim kaffah adalah Muslim yang benar-benar menyuarakan dan memperjuangkan kemuliaan Islam di muka Bumi. Mereka terdiri dari FPI, FUI, KLI, MUI, DDI, Muhammadiyah, HTI dan PKS (kemudian disebut dengan Kelompok Istiqlal). Di luar kelompok ini, maka tidak berhak untuk berpendapat tentang Islam itu sendiri.
Kelompok ini ditandai dengan sikap-sikap mereka terhadap isu-isu krusial yang fundamental dalam ranah Islam:
Mereka mendukung poligami,
Menentang persamaan gender,
Anti Israel dan
Anti Barat,
Anti pluralisme,
Anti sekulerisme,
Anti maksiat,
Anti kapitalisme
Anti feminisme.
Oleh karena itu, hanya mereka lah yang berhak untuk berbicara tentang Islam dan kemuliaannya. Siapakah yang lebih berhak untuk membela Islam selain dari pada mereka?
Muslim Sesat adalah Muslim yang sudah terkontaminasi dengan ide-ide Barat yang mengkompromikan kelemahan Islam dengan arogansi Barat dan atau sekuler. Mereka adalah Alba Besmaya, JIL, NU dan lain lain (kelompok Setan / Islam Oplosan).
Kelompok ini selalu ditandai dengan sikap-sikap mereka terhadap isu-isu krusial yang fundamental dalam ranah Islam:
Mereka anti poligami,
Memperjuangkan persamaan gender,
Pro Israel dan
Pro Barat,
Pro pluralisme,
Pro sekulerisme,
Pro maksiat,
Pro kapitalisme.
Pro feminisme
Bahkan dalam barisan Alba Besmaya ini terdapat aktivis feminis yang anti poligami yaitu Siti Musda Mulia (laknatullah alaiha!)
Mereka bukanlah kelompok yang berhak untuk membicarakan kemuliaan Islam di tanah air.
Dengan kata lain, hak untuk mendiskusikan kemuliaan internal (kebenaran) Islam hanya ada pada kelompok Islam Kaffah. Dasar kami adalah Alquran:
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). [6:116]
Siapakah yang lebih berhak dan berkompenten untuk membicarakan ilmu biologi? Tentunya mereka yang bergiat dan totalitas dalam ilmu tersebut. Siapakah yang lebih berhak dan berkompeten untuk membicarakan aspek pendidikan? Tentulah mereka yang bergiat dan berdedikasi tinggi dan totalitas terhadap Dunia pendidikan, seperti Bapak Arif Rahman, Kak Seto dan lain lain.
Begitu jugalah dengan Islam. Yang lebih berhak dan berkompenten dalam mendiskusikan masalah Islam adalah mereka yang berdedikasi tinggi dan totalitas (kaffah) dan berdedikasi tinggi terhadap kemuliaan Islam. Mereka adalah FPI, KLI, DDI, LDI, MUI, FUI, PKS, HTI dan lain lain.
Oleh karena itu kami menyerukan kepada semua pihak yang berada di luar kelompok Istiqlal (yang ditandai dengan sikap-sikapnya menentang kemuliaan Islam; mereka adalah AKKBB / Alba Besmaya, JIL, dan lain lain) untuk BERDIAM DIRI dalam hal kemuliaan Islam.
ALLAHU AKBAR!!! ALLAHU AKBAR!!! ALLAHU AKBAR!!!
Suara mereka justru adalah suara untuk meruntuhkan kemuliaan Islam di muka Bumi ini di bawah bayang-bayang Barat yang sekuler dan kapitalis.
Demikian pesan dari Surat Terbuka ini kami sampaikan dengan harapan sdr Media menyebarkan dan menyampaikannya kepada elemen elemen yang berkepentingan khususnya NU dan AKKBB / Alba Besmaya.
Munarman + FPI
Sumber: Milis Mediacare
Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini…!!! Kunjungi segera:
www.kabarindonesia.com
Denagn pertimbangan yang mendalam, kami majlis para masysyikh bersikap:
1. Surat terbuka ini juga belum jelas apa benar dibuat Munarman dan FPI. Kalaupun benar tampak dia berani sekali, dan tampak ingin memancing reaksi masyarakat NU.
2. Tampak dalam surat terbuka ini, orangnya kurang memahami peta gerakan dan pertentangan sesama gerakan Islam, seperti selain NU semua dianggap mendukung, dan mereka menyamakan Muhammadiyah, HTI, PKS, FPI, MUI dan sejenisnya. Tampak yang membuat surat terbuka ini kurang memahami permusuhan PKS, HTI, Muhammadiyah, bahkan dengan kelompok salafi. Dalam surat terbuka ini mereka juga memuji-memuji MUI sambil menghinakan NU, padahal ketua MUI itu juga ketua Syuriyah PBNU. Kalaupun mereka semua tidak setuju dengan NU atas konsepsinya tentang negara misalnya, tidaklah mungkin mereka menyetujui eksekusi pembunuhan terhadap diri Gus Dur, mantan presiden.
3. Isi dari surat terbuka itu sudah merupakan ancaman pembunuhan, dan karenanya sudah menjadi wilayah penegak hukum tanpa harus ada pengaduan untuk melacak dan mengusut tuntas kebebanarannya. Kalau benar dibuat Munarman, maka aparat penegak hukum RI yang berdasarkan hokum di Indonesia harus menindak tegas.
4. Kepada masyarakat NU, agar jangan terpancing. Ingat, ini menjelang pemilu, dan penghinaan-penghinaan dalam surat terbuka itu sengaja untuk memancing reaksi warga Nahdliyin agar melakukan kekerasan, dan tampaknya memang ingin mendelegitimasi Gus Dur secara luar biasa, dan Nahdliyin secara umum. Meski begitu kami serukan kepada warga Nahdliyin untuk waspada dan jangan membuat gerakan-gerakan sendiri.
Majlis para masyayikh
Di rapatkan di gunung slamet
6 November 2008